Mengungkap Sosok Ya'juj dan Ma'juj Yang Akan Keluar Menjelang Hari Kiamat

Sifat ganas dan perusak Ya’juj dan Ma’juj memunculkan mitos beragam. Sebagian besar berbau fantasi bahwa mereka adalah monster-monster bertubuh besar, bertaring layaknya drakula, bertelinga panjang, bahkan ada yang mengatakan mereka bukan manusia tapi makhluk jadi-jadian. Lalu bagaimana Al Qur’an dan Rasul SAW menjelaskan makhluk ganas ini? Dan jika kelak mereka akan dilepaskan dari kurungannya, lantas di manakah mereka saat ini ?

Siapakah Ya’juj dan Ma’juj ?
Yajuj dan Majuj kelak akan dikeluarkan Allah SWT dari kurungannya yang sekaligus menjadi tanda-tanda besar datangnya hari kiamat. Keluarnya makhluk Allah ini sebagai tanda besar hari kiamat.
Sahabat Huzaifah bin Uzaid Al Ghifari RA menuturkan Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang, beliau berkata “Apa yang kalian bincangkan? Kami menjawab ‘Kami sedang berbincang-bincang mengenai hari kiamat.’ Beliau berkata “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat hari sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau berkata “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa as, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim)
Janji akan dilepaskannya Ya’juj dan Ma’juj sangat mengkhawatirkan Rasulullah SAW. Hal ini dituturkan oleh seorang istri Nabi SAW yang bernama Zainab binti Jass “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda ; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi bangsa Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) telah dibukanya penutup ya’juj dan ma’juj seoerti ini!” beliau melingkarkan jari tangannya. Saat itu Rasul SAW ditanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
Kata Ya’juj dan Ma’juj dalam bahasa Arab berasal dari kata ‘Aja’ atau ‘Aji’ artinya ‘Nyala Api’ tetapi kata ‘Aja’ berarti pula ‘Asraa’ maknanya ‘Berjalan cepat’ dengan begitu Ya’juj dan Ma’juj dapat diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang karena hebatnya gerakan mereka.
Al Qur’an dua kali menguraikan Ya’juj dan Ma’juj. Yang pertama dalam surat Al- Kahfi sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhirnya surat Al- Kahfi diuraikan tentang perjalanan Raja Zulkarnain ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal batas kerajaannya.
Dalam surat lain Allah SWT berfirman “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al- Anbiyaa’ : 96)
Makhluk Jenis Apakah Ya’juj dan Ma’juj ?
Para ulama berbeda pendapat tentang siapa sebenarnya kaum ini. Namun mereka sepakat bahwa Ya’juj dan Ma’juj termasuk spesies manusia, keturunan dari Yafidz abi Abdud, sedangkan Yafidz merupakan keturunan anak Nuh as.
Rasulullah SAW bersabda “Wahai Adam. Ia pun menjawab, “Ya, aku memenuhi panggilan-Mu, dan kebaikan ada di tangan-Mu. Allah berfirman, “Keluarkanlah ba’tsun nar!” ia bertanya, “Apakah ba’tsur nar itu?” Allah berfirman, “dari setiap 1000 orang, 999 orang sebagai ba’tsun nar (penghuni neraka). Saat itulah anak kecil menjadi tua. “Dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” (QS. Al Hajj : 2)
Mereka bertanya siapakah di antara kami yang termasuk satu orang itu? Beliau bersabda “Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan dari Ya’juj dan Ma’juj seribu orang.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menegaskan bahwa ya’juj dan ma’juj adalah keturunan Adam. Jumlahnya banyak, bahkan mereka akan jadi penghuni neraka. Walaupun ya’juj dan ma’juj dari jenis manusia keturunan Nabi Adam, tapi mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan “Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung, seakan-akan air bah yang mengalir. Mereka tidak pandai berbicara dan tifak fasih, bermata sipit atau kecil, berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya, seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.
Suatu ketika Rasulullah SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut kain karena tergigit kalajengking, beliau bersabda “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya ya’juj dan ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas, mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)
Ya’juj dan Ma’juj dan Raja Dzulkarnain ?
Ya’juj dan Ma’juj adalah kaum yang banyak turunannya. Menurut mitos, mereka tidak akan mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata, mereka taat kepada peraturan masyarakat, adat, dan pemimpinnya. Ada yang menyebut perawakan mereka sangat tinggi sampai beberapa meter, dan ada yang menyebut tubuh mereka sangat pendek hanya bebera centi meter, konon telinga mereka panjang. Namun mitos ini tidak ada dasarnya.

Dzulkarnain artinya pemilik dua tandu, karena kekuasaannya yang sangat luas. Mulai ujung tanduk matahari di barat sampai timur. Menurut Ibnu Abas ia adalah seorang raja yang soleh, ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azerbaijan atas permintaan penduduk yang sering diganggu ya’juj dan ma’juj, dzulkarnain membangun sebuah dinding pemisah. Dzulkarnain kemudian memerintahkan bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit lalu api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin dan tidak bisa dipanjat. Sejak itu, kaum ya’juj dan ma’juj terkurung dengan rapat, tidak akan keluar dari kurungannya sebelum janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir jaman sebagai tanda kiamat yang sudah di ambang pintu. Mereka keluar setelah Nabi Isa AS turun dan membunuh Dajjal.
Keluarnya mereka dari kurungan mempunyai cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam At Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda “Sesungguhnya ya’juj dan ma’juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari pemimpin mereka berkata ‘Kita pulang, kita teruskan lagi besok’ Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba, dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali. Ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata ‘Kita pulang, kita teruskan besok, Insya Allah ta’ala.’ Mereka mengucapkan Insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata ‘Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit’

Menjelang kiamat nanti, pintu gerbang itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar di dunia. Sampai turunnya Nabi Isa AS. Allah SWT berfirman “Hingga apabila dibukakan (tembok) Y’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (QS. Al- Anbiyaa’ : 96)
Wallahu'allam ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Soal-soal OSN IPA SD tahun 2017 dan kunci jawabannya

Berita Acara Serah Terima Barang Atau Aset Yang Bersumber Dari Dana BOS

SK Tim PKG (Penilaian Kinerja Guru) Tahun 2017