Amalan-amalan Sunnah Di Hari Jum'at Yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW

Hari Jum’at merupakah hari paling istimewa bagi umat islam. Hari Jum’at adalah pemimpin hari dan hari paling agung di sisi Allah SWT, pada hari itu terdapat 5 kejadian besar, yaitu diciptakannya Nabi Adam AS dan diturunkannya ke bumi dan merupakan hari diwafatkannya. Pada hari itu terdapat satu waktu mustajabah untuk berdoa yang pasti dikabulkan dan pada hari Jum’at pula kiamat akan terjadi. Oleh karenanya setiap hari Jum’at para malaikat, langit, bumi, lautan dan gunung merasa khawatir karena kiamat akan terjadi pada hari Jum’at. Allah SWT telah menyediakan janji istimewa bagi hamba-Nya yang memuliakan hari Jum’at berupa pahala yang besar, ampunan dosa, dan saat mustajab untuk terkabulnya doa.

Malam Jum’at termasuk malam yang mulia karena mengikuti siangnya atau harinya. Ada yang mengatakan malam Jum’at itu sama mulia dengan hari Jum’atnya, oleh karena itu kita diperintahkan untuk memuliakan malam Jum’at.
Allah SWT bersabda “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al- Hajj : 32)
Dari sini, Ibnul Qayim menyimpulkan bahwa maksiat yang dilakukan pada malam Jum’at berbeda dengan maksiat yang dilakukan di waktu lainnya. Ini bukan hanya berlaku untuk malam Jum’t saja, namun untuk tempat dan waktu yang dimuliakan. Maka melakukan dosa pada waktu tersebut dianggap lebih bermasalah hal ini dikarenakan disamakan hukumnya dengan bulan haram, karena maksiat yang dilakukan pada bulan-bulan haram lebih besar dosanya dibandingkan waktu lainnya.
Allah SWT bersabda “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At- Taubah : 36)
Oleh karena itu, kita mesti menghormati malam Jum’at sebagaimana kemuliaan hari Jum’at. Lalu apa yang disyariatkan pada malam dan hari Jum’at?
Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelaksanaannya pada malam Jum’at adalah membaca Surah Al- Kahfi. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa membaca surat Al- Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul’atiq.” (HR. Ad- Darimi, Nasai, dan Hakim)
Dalam riwayat lain, anjuran membaca Surah Al- Kahfi tidak hanya disyariatkan pada malam Jum’at tetapi sepanjang harinya, dari malam hingga terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Nabi SAW bersabda “Barangsiapa membaca Surat Al- Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.” (HR. Hakim dan Baihaqi)
Bahkan lebih jauh Rasul SAW mengabarkan kepada kita akan manfaat besar yang diperoleh orang yang membaca surat Al- Kahfi pada hari Jum’at bahwa ia akan mendapatkan cahaya yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia pada hari kiamat.
Rasul SAW bersabda “Siapa yang membaca Surah Al- Kahfi pada hari Jum’at maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat dan diampuni dosanya antara dua Jum’at”.
Dari beberapa riwayat ini bisa disimpulkan bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca Surah Al-Kahfi pada malam Jum’at atau siang harinya akan diberikan cahaya atau disinari. Cahaya ini diberikan pada hari kiamat yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan padanya, karena kelak di hari kiamat, cahaya inilah yang paling dibutuhkan dalam meniti menuju surga.
Allah SWT bersabda “Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al- Hadid : 12)
Balasan kedua bagi orang yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at adalah pemberian ampunan dosa antara dua Jum’at. Allah SWT berfirman “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuata yang buruk.” (QS. Huud : 114)
Lalu kapan waktu-waktu yang baik membaca Surah Al- Kahfi pada hari Jum’at ? Anjuran membaca Surah Al- Kahfi berlaku sepanjang hari Jum’at malam dan siangnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis dan berakhir hingga terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca Surah Al- Kahfi adalah sepanjang hari Jum’at dari malamnya, pagi, siang, sore hingga terbenamnya matahari pada hari itu.
Banyak ibadah yang dikhususkan pada hari Jum’at, pada hari itu terdapat satu waktu yang mustajab untuk berdo’a. orang mukmin yang bermunajat pada waktu itu pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT sepanjang tidak meminta untuk yang haram.
Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdo’a memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya. “Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat). “ (Muttafaq ‘Alaih)
Dari hadis Nabi SAW ini dapat dipahami bahwa ada waktu yang sangat mustajab untuk berdo’a pada hari Jum’at, tapi waktunya sangat sedikit. Hanya saja Nabi SAW tidak menyebutkan waktunya kapan, apakah malam, siang, atau pagi. Sahabat mulia Abu Hurairah pernah menanyakan hal ini kepada Nabi SAW, lalu beliau menjawab “Sungguh aku dulu diberitahu tentangnya kemudian aku dijadikan lupa sebagaimana dijadikan lupa terhadap lailatul qadar.”(HR. Imam Ahmad)
Namun begitu, ada sejumlah riwayat yang menyebutkan waktu istimewa yang hanya sedikit itu. Dan para ulama sepakat pada dua waktu, yaitu sejak duduknya imam di atas mimbar sampai dengan berakhirnya shalat Jum’at. Hal ini didasarkan pada hadis riwayat Muslim “Saat itu berlangsung antara duduknya imam sampai selesainya shalat”. Namun, waktu mustajab ini terkadang di awal, tengah, atau akhir. Pendapat kedua mengatakan bahwa waktu mustajab itu berada di akhir waktu setelah ashar.
Rasulullah bersabda “Hari Jum’at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah Ashar.” (HR. Nasai dan Abu Dawud)
Selain itu, masih ada beberapa riwayat dari Nabi SAW dan kesepakatan beberapa sahabat yang menguatkan bahwa waktu mutajab itu berada pada akhir hari Jumat.
Pada hari Jumat yang mulia dan agung, kita diperintahkan untuk memperbanyak membaca shalawat untuk manusia paling mulia dan agung Rasulullah SAW.
Hal ini sesuai hadis Nabi SAW “Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum’at. Pada hari itu, Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu, perbanyaklah shalawat di hari Jum’at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku…” (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Hakim)
Perintah membaca shalawat ke atas Nabi Muhammad SAW pada hari Jum’at ini semakin diperkuat dengan firman Allah SWT “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)
Lalu kapan mulai membaca shalawat ? Membaca shalawat untuk Nabi SAW pada hari Jum’at bisa dimulai sejak malam harinya. Inilah yang dianjurkan Rasulullah SAW dalam sabdanya “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepada sepuluh kali.” (HR. Baihaqi)
Lalu seperti apa bentuk ucapan shalawat kepada Nabi SAW ?
Diantara bentuk shalawat terbaik adalah :


  
“Ya Allah, sampaikanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah sampaikan shalawat atas Nabi Ibrahim dan keluarga-Nya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lgi Maha Agung”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Masih banyak keistimewaan hari Jum’at dibandingkan hari-hari lainnya, diantaranya di hari ini Allah SWT memberikan peluang kepada kita untuk menghapus dosa-dosa. Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnatnya dari Salman Dia berkata “Rasulullah SAW bertanya kepadaku ‘Apakah kamu tahu hari Jum’at itu? Aku menjawab ‘Hari Jum’at adalah hari Allah mengumpulkan Nabi Adam’ Beliau menjawab ‘Tapi aku mengetahui apa hari Jum’at itu, tidaklah seseorang menyempurnakan bersucinya lalu mendatangi shalat Jum’at kemudian diam hingga imam selesai melaksanakan shalatnya, melainkan akan menjadi penghapus dosa antara Jum’at itu dengan Jum’at setelahnya jika ia menjauhi dosa besar’
Rasulullah SAW bersabda “Jika seorang muslim mandi pada hari Jum’at lalu datang ke masjid dan tidak menyakiti seseorang. Dan jika dia mendapati imam belum datang di masjid, dia shalat hingga imam datang, dan jika ia mendapati imam telah datang, ia duduk mendengarkan khutbah, tidak berbicara hingga imam selesai melaksanakan khutbah dan shalatnya. Maka balasannya adalah akan diampuni semua dosa-dosanya pada Jum’at tersebut atau akan menjadi penebus dosa Jum’at sesudahnya.”

Selain itu, masih ada beberapa riwayat dengan menambahkan syarat-syarat lain yang bisa membuat ampunan dosa dari satu Jum’at ke Jum’at berikutnya. Syarat itu diantaranya : mandi, membersihkan diri, memakai minyak (wewangian), memakai pakaian terbaiknya, berjalan ke masjid dengan tenang, tidak melangkahi dan memisahkan dua orang yang duduk bersebelahan, tidak menyakitinya, shalat nafilah, tidak berbicara dan tidak melakukan sesuatu yang sia-sia selama khutbah hingga selesai shalat. Inilah kesempatan ampunan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya di hari Jum’at. Oleh karenanya generasi terbaik Nabi SAW dulu selalu menyambut hari Jum’at seperti mereka menyambut hari raya. Wallahu’allam ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Soal-soal OSN IPA SD tahun 2017 dan kunci jawabannya

Berita Acara Serah Terima Barang Atau Aset Yang Bersumber Dari Dana BOS

SK Tim PKG (Penilaian Kinerja Guru) Tahun 2017